keluarga pengrajin batik yogyakarta temukan inspirasi kesabaran dan ketelitian dalam mahjong ways 2 untuk menjaga warisan budaya di era digital
tradisi yang terus bertahan
Yogyakarta — Di sebuah rumah batik sederhana di kawasan Kotagede, keluarga Sutrisno telah menekuni dunia batik selama tiga generasi. Di tengah perubahan zaman dan gempuran teknologi digital, mereka tetap mempertahankan cara membatik tradisional — dengan tangan, lilin, dan kesabaran.
Namun siapa sangka, sumber inspirasi mereka untuk tetap tekun justru datang dari sesuatu yang sangat modern: permainan digital Mahjong Ways 2. “Saya lihat anak saya main, awalnya saya pikir cuma game biasa. Tapi waktu ikut nonton, ternyata ada pola, ketelitian, dan strategi di dalamnya,” ujar Sutrisno (58) sambil tersenyum.
dari batik ke layar ponsel
Dewi (27), anak sulung Sutrisno, mengaku bahwa game tersebut membuatnya lebih sabar dalam proses membatik. “Di Mahjong Ways 2, kalau terburu-buru ambil langkah bisa salah. Sama kayak batik — kalau lilin terlalu cepat ditoreh, motif bisa rusak,” ujarnya.
Bagi keluarga itu, permainan tersebut bukan sekadar hiburan. Ia menjadi cermin nilai-nilai yang sudah lama mereka anut: ketenangan, strategi, dan ketelitian dalam setiap langkah. “Kami bahkan kadang main bareng setelah kerja. Nggak buat menang, cuma buat refreshing dan belajar sabar,” tambah Dewi.
makna filosofi di balik permainan
Menurut Sutrisno, ada kemiripan antara ubin mahjong dan motif batik. “Keduanya punya pola. Kalau dilihat sepintas mungkin acak, tapi sebenarnya punya harmoni tersendiri. Itulah yang kami ajarkan ke anak-anak — bahwa kesabaran menciptakan keindahan.”
Beberapa pelanggan mereka bahkan mengaku tertarik dengan desain batik baru yang terinspirasi dari simbol-simbol Mahjong Ways 2. Motif naga, bunga teratai, dan koin keberuntungan kini menghiasi kain-kain batik buatan keluarga itu.
perpaduan budaya lama dan baru
Ahli budaya dari Universitas Negeri Yogyakarta, Dr. Yuli Hartanti, menilai fenomena ini sebagai bentuk adaptasi positif. “Mahjong Ways 2 di sini bukan sekadar permainan, tapi jadi medium refleksi. Generasi muda menggunakannya untuk memahami filosofi ketekunan yang sama dengan tradisi batik,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa keberhasilan keluarga Sutrisno menunjukkan cara baru melestarikan budaya dengan pendekatan yang relevan bagi generasi digital.
dari tradisi menuju masa depan
Menjelang sore, suara canting dan tetesan malam cair masih terdengar dari sudut rumah. Di sela waktu menunggu kain kering, Dewi kembali membuka ponselnya — memainkan beberapa ronde Mahjong Ways 2 sambil tersenyum.
“Setiap langkah di game ini bikin saya ingat bapak. Pelan, tapi pasti. Sama kayak membatik — nggak bisa buru-buru kalau mau hasilnya indah,” katanya lirih.
Bagi keluarga ini, Mahjong Ways 2 bukan sekadar permainan, tapi pengingat bahwa kesabaran, fokus, dan cinta pada proses adalah cara terbaik menjaga warisan — baik di dunia digital maupun di atas sehelai kain batik.
