Dalam perjalanan menuju energi yang lebih bersih dan berkelanjutan, tim peneliti Jurusan Teknik Kimia Polinema telah mencapai terobosan penting dalam pengembangan proses produksi syngas yang ramah lingkungan. Dengan menggunakan teknologi perengkahan gliserol berbasis katalis zeolit termodifikasi, sebuah tim peneliti terkemuka telah berhasil membuka jalan baru dalam penghasilan energi alternatif.
Syngas, gabungan dari karbon monoksida (CO) dan hidrogen (H2), adalah bahan bakar serbaguna yang dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, mulai dari pembangkit listrik hingga produksi bahan kimia. Namun, proses produksinya sering kali memerlukan bahan baku yang mahal dan berpotensi merusak lingkungan. Dengan mengambil langkah menuju solusi yang lebih berkelanjutan, peneliti telah memfokuskan perhatian mereka pada gliserol, produk sampingan dari produksi biodiesel yang melimpah.
Melalui penggunaan katalis zeolit termodifikasi yang dioptimalkan secara khusus, tim peneliti berhasil menghasilkan syngas dengan efisiensi tinggi dari gliserol. Proses ini, yang dikenal sebagai perengkahan gliserol, tidak hanya mengubah limbah menjadi sumber energi yang berharga tetapi juga mengurangi jejak karbon yang dihasilkan.
Dr. Heny Dewajani, pemimpin tim peneliti, menjelaskan pentingnya terobosan ini dalam konteks energi berkelanjutan. “Dengan menggunakan gliserol sebagai bahan baku, kita tidak hanya mengurangi ketergantungan pada bahan baku fosil tetapi juga mengatasi masalah limbah dalam produksi biodiesel,” katanya.
Harapan besar terletak pada potensi aplikasi teknologi ini dalam industri energi dan kimia. Diharapkan bahwa dengan pengembangan lebih lanjut, proses produksi syngas dari gliserol akan menjadi komponen integral dari transisi global menuju energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Terobosan ini tidak hanya mewakili langkah signifikan dalam peningkatan efisiensi energi tetapi juga menjelma menjadi solusi nyata dalam upaya memerangi perubahan iklim.